bonebolangokab.bnn.go.id, Bone Bolango – Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Untuk menanggulanginya dibutuhkan upaya terstruktur, sistematis, dan masif. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone Bolango harus melakukan sinergi dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Dalam menanggulangi permasalahan narkoba, dilakukan dua strategi penanganan, yaitu Supply Reduction atau pengurangan jumlah penawaran narkoba dan Demand Reduction atau pengurangan jumlah permintaan narkoba.
Rabu (23/12) Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone Bolango menggelar Press Release Akhir Tahun 2020 di Ruang Rapat BNNK Bone Bolango. Dalam Kegiatan ini BNNK Bone Bone Bolango mengundang para awak media untuk meliput dan bersama mengevaluasi capaian program selama Tahun 2020.
Pada tahun 2020 ini, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone Bolango melaksanakan tugas walaupun di tengah pandemi Covid-19. Adanya kebijakan Work From Home dan Physical Distancing cukup menghambat kinerja. Namun pandemi ini juga memacu BNNK Bone Bolango bekerja lebih keras dan cerdas.
Kepala BNNK Bone Bolango Rakhma Hubu. S.Pd. MH dalam paparannya mengatakan bahwa Di tahun 2020 ini, BNNK Bone Bolango telah melakukan sinergi dengan Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, yaitu pembentukan Desa Tangguh Anti Narkoba Dan Desa Bersinar di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa dan Desa lainnya di Kabupaten Bone Bolango. Program ini merupakan kolaborasi antara BNN RI dengan Kemendes PDTT di Kabupaten Bone Bolango.
BNNK Bone Bolango juga mengawal Inpres No. 2 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Nasional P4GN. Inpres ini mengatur tentang upaya P4GN yang dilakukan secara masif oleh seluruh intansi pemerintah dari tingkat Kementerian/Lembaga, Tingkat Daerah sampai Desa.
BNNK Bone Bolango juga telah mendorong dan mengawal pembentukan mata pelajaran bermuatan P4GN di tingkat SLTP/Sederajat. BNNK Bone Bolango jumlah desa bersinar sebanyak 4 desa yaitu desa talulobutu, desa tinelo, desa boludawa, desa kramat.
Lebih lanjut dalam diskusi dengan awak media Rakhma menjelaskan tentang capaian program Rehabilitasi dimana pada tahun ini BNNK Bone Bolango bersama Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah telah melaksanakan rehabilitasi kepada 37 orang pecandu. Di mana 32 di antaranya direhabilitasi di klinik Cemerlang BNNK Bone Bolango. Sementara tiga orang di LRIP PKM Suwawa dan dua orang di LRIP PKM Botupingge
Kendala utama dalam bidang rehabilitasi adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, baik keluarga pecandu maupun pecandu itu sendiri untuk melaporkan diri dalam rangka mendapatkan pelayanan rehabiilitasi. Padahal negara melalui Undang-Undang 35 Tahun 2009 telah menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan layanan konseling, pengobatan, dan rehabilitasi secara gratis tanpa dipidana jika bersedia melaporkan diri secara sukarela. Kami menyadari bahwa sudah merupakan pekerjaan rumah kami untuk mensosialisasikan layanan rehabilitasi ini sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh kalangan masyarakat.
Sedangkan untuk Seksi Pemberantasan Rakhma menjelaskan beberapa kendala yang di hadapi diantaranya kekurangan SDM Penyidik baik dari unsur Polri maupun Penyidik Organik BNN sehingga agak kesulitan dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan kasus. Tutup Rakhma. (liems)
