
Bone Bolango/ Gorontalo—Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Bahan-bahan Adiktif Lainnya (Narkoba) memiliki kaitan erat dengan perilaku seks bebas. Hal ini berlaku terutama di kalangan pemuda dan remaja. Beberapa kasus penyalahgunaan diawali dengan mencoba beberapa jenis narkoba yang dipercaya dapat meningkatkan fungsi alat vital dan memberikan kepercayaan diri.
“Namun, efek-efek yang ditimbulkan beberapa jenis narkoba, terutama dari jenis stimulan, tersebut tak bertahan lama. Hanya beberapa jam,” demikian yang disampaikan Penyuluh Narkoba Ahli Pertama Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone Bolango, Muzzammil D. Massa saat memberikan sosialisasi bahaya narkoba di Kantor Kelurahan Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Selasa (21/05)
Muzzammil menyampaikan, setelah pengaruh substansi habis, maka tubuh penyalahguna akan merasakan derita sakit luar biasa. Rasa sakit ini hanya bisa dihilangkan dengan pemakaian lanjutan yang dibarengi peningkatan dosis. Hal inilah yang kemudian menggiring penyalahguna narkoba menuju tingkat kecanduan parah.
Menurutnya, narkoba jenis stimulan mengancam kesehatan jantung. Banyak ditemukan penyalahguna narkoba jenis ini mengalami kematian akibat serangan jantung dan gagal jantung.
“Stimulan adalah jenis narkoba yang memacu kerja tubuh melebihi kemampuan maksimalnya. Penyalahguna stimulan merasa seolah-olah tak kenal capai dan berhenti untuk melakukan aktivitas-aktivitas bertempo tinggi. Meraka merasakan euforia atau kegembiraan yang berlebihan Akibatnya, detak jantung terpacu sangat cepat dan hingga di suatu titik dapat berhenti mendadak.,” jelas alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin ini.
Muzzammil menjelaskan, contoh-contoh stimulan misalnya dari golongan amfetamin dan methafetamin. “Di pasaran gelap, methaphetamin ada dua bentuk: tablet atau pil yang disebut ekstasi dan bentuk kristal yang disebut sabu.”
Dia menambahkan, dari segi dampaknya, narkoba terbagi tiga jenis. Selain stimulan, ada pula jenis depresan yang memberikan efek menekan sel-sel saraf penggunanya. Berkebalikan dengan stimulan, depresan justru memberi efek lemas dan malas kepada penyalahgunanya. Depresan juga mengakibatkan penyalahguna merasakan paranoia atau kecemasan berlebihan. Contoh narkoba jenis ini adalah golongan opioda seperti morfin, heroin, dan putaw.
Terakhir ada jenis halusinogen yang dapat mengakibatkan distorsi atau kekacauan persepsi dan penginderaan penggunannya. Contoh halusinogen adalah ganja dan psychedelic mushroom.
Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ini merupakan bagian dari kegiatan Sosialisasi bahaya Napza dan Seks Bebas di Kalangan Remaja yang diselenggarakan kelompok mahasiswa peserta Kuliah Kerja Profesi (KKP), Program Profesi Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Selain penyuluh dari BNNK Bone Bolango, salah seorang peserta KKP, Amaliana Putri juga tampil menjadi narasumber dengan materi bahaya seks bebas. Amalia mengatakan kasus-kasus seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan bullying di kalangan remaja merupakan musuh bersama yang harus diberantas untuk menyelamatkan masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri 16 orang peserta yang merupakan para tokoh remaja dan pemuda di Kelurahan Oluhuta Utara.
Zabir Hilala, salah seorang peserta mengaku banyak mendapatkan pengetahuan baru dari sosialisasi ini. Zabir berharap ke depan sosialisasi semacam ini ditingkatkan untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang bahaya narkoba dan seks bebas di kalangan masyarakat terutama di kelompok remaja dan pemuda.
#StopNarkoba #LawanNarkoba #P2M #BNNKBoneBolango #BoneBolCemerlangBersinar (JAM)